05 February 2011

Di Rusia, siput raksasa memonitor polusi udara

Perusahaan air di St. Petersburg, Rusia,menggunakan enam siput sebesar tikus untuk memonitor emisi yang dihasilkan
oleh tempat pembakaran limbah.

Kesehatan siput dipantau. Kondisi siput yang menurun menandai kalau adanya residu berbahaya yang dihasilkan oleh limbah.

"Mereka adalah kontrol ketat
kami. Sekarang kami memperhatikan siput sepanjang waktu," kata Olga Rublevskaya, direktur perusahaan pembuangan air di Vodokanal.

Keenam siput tersebut dibagi menjadi dua kelompok--3 menghirup udara
bersih, 3 lainnya menghirup udara yang dikeluarkan oleh corong asap milik perusahaan.

Siput-siput dihubungkan
dengan sensor yang mengukur denyut jantung dan beberapa tanda vital lainnya.

Ketika sensor menemukan perubahan tingkah laku dan kondisi--dalam arti negatif--dari 3 siput yang bernapas
menggunakan udara dari corong, para peneliti dapat menarik kesimpulan kalau ada bahan berbahaya dalam limbah.

Siput dari Afrika ini juga akan membantu untuk mengetahui efek
akumulasi jangka panjang akibat
penghirupan senyawa.

"Siput ini bisa hidup hingga tujuh tahun," kata Sergei Kholodkevich, peneliti lingkungan yang memberikan ide penggunaan siput.

Kholodkevich mengaku kalau ia
memilih siput karena hewan itu punya paru-paru. "Mereka bernapas seperti manusia," katanya. Pria yang bekerja untuk Russian Academy of Sciences ini
juga mengatakan,

"Siput juga punya hidup yang menetap, tidak seperti tikus
yang selalu bergerak. Mereka juga
punya tempurung yang bisa dipasangi sensor. Sensor juga tidak bisa rusak karena siput tidak menggaruk dan
menendang."

(Sumber: Associated Press, HowStuffWorks)

No comments:

Post a Comment