03 February 2011

Klub Sepak Bola Mesir Bersatu
Melawan Pemerintah Mubarak

http://image.tempointeraktif.com/?id=63086&width=200

Kairo - Sejak pekan lalu, gelombang demonstrasi terus membahana di Mesir. Bahkan kemarin, diperkirakan sejuta warga Mesir berdemonstrasi menuntut Presiden Hosni Mubarak turun.

Siapa kelompok yang konsisten mendukung aksi ini? Salah satunya adalah klub-klub sepakbola yang ada di wilayah itu.

Selama sepekan terakhir, klub yang paling militan dan paling terorganisir Ultras menggunakan pengalamannya di bawah kekuasaan presiden seumur hidup itu untuk mengumpulkan massa.

Kamis lalu, Federasi Sepakbola Mesir mengumumkan bahwa mereka menunda semua liga pertandingan di seluruh pelosok negeri agar seluruh klub bisa bersatu.

Meski tanpa pertandingan, asosiasi penggemar sepakbola menjadi garda terdepan, terutama dalam mengorganisir segala sesuatu.
Mereka mengorganisir komite sekitar untuk menyediakan keamanan bagi penduduk hingga konfrontasi langsung dengan kepolisian.

"Peranan Ultras lebih penting dari kelompok politik manapun saat ini," kata Alaa Abd El Fattah, seorang blogger Mesir terkenal dalam wawancara dengan dengan Al-Jazeera, Senin (1/2).

Keterlibatan klub sepak bola memberikan indikasi bahwa para penggemar olah raga tidak sekedar intervensi.

Masuknya klub sepakbola ke dalam perjuangan politik juga menunjukkan mereka berpartisipasi membantu kaum miskin yang kehilangan haknya, dimana selama ini sepak bola satu-satunya pelampiasan para pemuda.

Lebih dari seabad, klub sepak bola telah menjadi tempat dimana keceriaan dan anti pemerintah bersatu.

Klub sepakbola terkenal Mesir Al Ahly berdiri sejak 1907 sebagai wadah untuk mengorganisir perjuangan terhadap penjajahan Inggris.

Ahly yang berarti nasional ini selalu menjadi tim yang memiliki penggemar politik. Tentu saja di antara para pendemo saat ini, tidak semuanya memiliki hubungan dengan Ultras atau klub fans sepak bola mana pun.

Tetapi sepak bola, baik itu di Eropa, Afrika, Asia, atau Timur Tengah, memiliki sejarah panjang sebagai tempat dimana kemarahan, frustrasi dan perbedaan pendapat disalurkan.

Kini di Mesir, mereka berada di tengah-tengah perlawanan. Mereka menunjukkan bahwa sepakbola memiliki kapasitas untuk menyatukan rakyat melakukan perlawanan.

Sumber: CNN

Posted by Wordmobi

No comments:

Post a Comment