16 March 2011

Kronologi Meledaknya Reaktor Nuklir FUKUSHIMA DAIICHI Di Jepang

TOKYO — Jepang masih dihantui ancaman radiasi nuklir. Setelah ledakan di reaktor nomor 1 dan 3 di PLTN Fukushima 1 (Daiichi) di Perfektorat Fukushima, ancaman ledakan merembet ke reaktor nomor 2.

Sebagaimana dikabarkan televisi NHK, batang bahan bakar reaktor 2 telah terkelupas setelah level air pendingin anjlok, Senin (14/3) petang. Mulai pukul 18.00 waktu setempat, Tokyo Electric Power Company (Tepco) telah memompa air laut untuk mendinginkan reaktor 2.

Namun, Tepco menga takan, tak tertutup kemungkinan inti bahan bakar bisa meleleh yang meningkatkan risiko terlepasnya uap radioaktif ke udara.

Senin pagi, Tepco telah memberi tahu Pemerintah Jepang bahwa reaktor mereka telah kehilangan semua kemampuan pendinginan seiring gagalnya sistem tenaga listrik darurat. Pendinginan dengan tenaga uap sejauh ini tidak berjalan dengan baik. Tepco mempertimbangkan membuat lubang di bangunan reaktor untuk melepaskan gas hidrogen, guna mengurangi risiko ledakan.

Batang bahan bakar nuklir diselimuti lapisan zirconium yang sangat reaktif. Ketika batang bahan bakar itu terkelupas, zirconium beroksidasi dengan air sehingga terbentuk gas hidrogen yang mudah terbakar. Gas hidrogen diduga ke luar dari tabung reaktor dan terkumpul di gedung pelindung reaktor, kemudian terpicu dan meledak.

Badan Keamanan Industri dan Nuklir Jepang masih menggolongkan insiden Fukushima di level empat dari peringkat internasional insiden nuklir dari level satu sampai tujuh. Ledakan gas hidrogen di reaktor nomor 3 pada Senin tengah hari menyebabkan sebelas pekerja terluka.

Ini adalah ledakan kedua dalam tiga hari ini setelah ledakan di reaktor nomor 1 pada Sabtu (12/3) yang juga dipicu akumulasi gas hidrogen. Bahan bakar nuklir di reaktor 3 dikhawatirkan telah meleleh.

Insiden di PLTN berdaya 4.546 megawatt itu melengkapi derita Jepang. “Gem pa, tsunami, dan kecelakaan nuklir telah menjadi krisis terbesar di Jepang dalam 65 tahun terakhir sejak Perang Dunia II,” kata Perdana Menteri Jepang Naoto Kan, kemarin.

Naoto mengatakan, situasi di PLTN Fukushima 1 yang terletak 240 kilometer utara ibu kota Tokyo masih mencekam.

Empat warga negara Indonesia (WNI) di Fukushima telah dibawa ke rumah sakit militer di Tokyo, kemarin. Mereka menjalani uji radiologi dan peme riksaan darah. Setelah pemeriksaan menyeluruh selama dua jam, mereka dinyatakan aman dari radiasi, tulis laman KBRI Tokyo.

Kemarin, kapal induk USS Ronald Reagan dari Armada Ketujuh AS yang beroperasi di sekitar 160 kilometer timur laut PLTN Fukushima, menyingkir. Mereka mendeteksi adanya radiasi lemah dari PLTN tersebut. Ini tindakan untuk berjaga-jaga, demikian pernyataan Armada Ketujuh. mg18/reuters ed: rahmad budi harto


PLTN FUKUSHIMA DAIICHI

Kronologi insiden
(waktu setempat)


JUMAT 19.46 Pemerintah Jepang menyatakan ada masalah pendinginan di PLTN Fukushima Daiichi milik TEPCO di timur laut Jepang, wilayah yang paling parah dilanda gempa dan tsunami.

21.55 Radiasi radioaktif dilaporkan telah bocor dari salah satu reaktor.

SABTU 10:07 TEPCO mulai mengurangi tekanan dari reaktor nomor 1 di PLTN Fukushima 1 (Daiichi).

17.22 Ledakan dan kebocoran radiasi di reaktor nomor 1. Sebagian struktur beton pelindung runtuh tapi tabung reaktor masih utuh. Satu operator derek tewas.

20.20 TEPCO mengisi reaktor nomor 1 dengan air laut dan asam borat untuk mendinginkan. Uap radioaktif dilepas guna mengurangi tekanan di reaktor.

AHAD Diperkirakan 110.000 orang dalam radius 20 km dari PLTN dievakuasi.

23.37 Air laut dipompa ke reaktor nomor 1 dan nomor 3 di PLTN Fukushima 1 untuk pendinginan dan mengurangi tekanan di dalam tabung reaktor. TEPCO juga berniat memompa air laut ke reaktor nomor 2 di PLTN Fukushima 1.

SENIN 11.01 Terjadi ledakan gas hidrogen diikuti asap putih dari reaktor nomor 3. Empat karyawan TEPCO dan dua pekerja lain terluka.

13.25 Sistem pendinginan reaktor nomor 2 gagal berfungsi.

Sumber:
Reuters , TEPCO (Tokyo Electric Power Company)


Skala Bencana Kecelakaan PLTN
(International Nuclear Events Scale/INES)


Level 1
Paparan radiasi di atas ambang yang diperbolehkan. Dampak minimal.

Level 2
Paparan radiasi kepada publik di luar PLTN melebihi 10 mikrosievert. Dosis aman adalah 1 mikrosievert per tahun.

Level 3
Paparan radiasi 10 kali lipat dari ambang yang aman bagi pekerja PLTN.

Level 4
Bocornya radiasi dalam jumlah kecil dengan minimal satu korban jiwa akibat radiasi.
- PLTN Tokaimura, Jepang, 1999.
Kesalahan pekerja dalam mencampur bahan berbahaya menimbulkan reaksi nuklir. Dua pekerja meninggal akibat radiasi dan 40 lainnya terpapar radiasi dosis tinggi.

Level 5
Bocornya radiasi dalam jumlah terbatas.
- PLTN Three Mile Island, AS, 1979.
Kegagalan sistem pendinginan menyebabkan reaktor meleleh. Uap radioaktif terlepas di dalam gedung pelindung PLTN, namun tidak bocor keluar.
- PLTN Windscale, Inggris, 1957.
Kebakaran pada batang kendali grafit menyebabkan sebagian uap radioaktif terlepas.

Level 6
Bocornya radiasi radioaktif dalam jumlah cukup besar.
- PLTN Kyshtym, Rusia, 29 September 1957.
Kegagalan sistem pendinginan menyebabkan ledakan yang melepaskan 70-80 ton bahan radioaktif ke udara. Ribuan orang terpapar radiasi.

Level 7
Terjadinya pelepasan radiasi bahan radioaktif dalam jumlah besar (masif).
- PLTN Chernobyl, Ukraina, 26 April 1986.
Diperkirakan 5 persen dari material radioaktif di inti reaktor 4 yang memiliki 192 ton bahan bakar nuklir dilepaskan ke atmosfer selama 10 hari. Uap radioaktif itu terdiri atas yodium 131, cesium 137, dan xenon dengan volume 100 kali bom atom Hiroshima. Uap radioaktif ringan terbawa angin hingga wilayah Belarusia, Rusia, bahkan Skandinavia dan Eropa barat.


Sumber: Badan Nuklir PBB, IAEA, BBC

No comments:

Post a Comment