26 October 2010

Anjing kalahkan detektor senilai Rp172 triliun.

Militer
Pentagon akan berhenti
mengembangkan mesin
pendeteksi bom.

Ini disebabkan tidak ada alat deteksi terkuat di
AS, selain hidung anjing.

Meskipun telah menciptakan
perangkat sangat mahal, militer
AS hanya mengalami
peningkatan 50% atas deteksi
bahan peledak di Afganistan dan
Irak.

Tindakan yang sama jauh
berbeda bila menggunakan
anjing.

Hewan ini mampu
mengendus 80% perangkat
berbahaya di lokasi perang
tersebut.

"Anjing adalah detektor
terbaik," kata Letnan Jenderal
Michael Oates, komandan Joint
Improvised Explosive Device
Defeat Organization (JIEDDO).

Kesimpulan ini cukup
menyakitkan mengingat
organisasi pertahanan tersebut
mendapat alokasi dana sebesar
US$19 miliar (RP 172 triliun)
sejak 2004, berdasarkan
keterangan komite kongres AS.

Terdapat 1062 serangan bom
dalam kurun delapan bulan pada
2010. Ini berbanding dengan 820
ledakan pada periode 2009.

Afganistan menjadi surga bom
yang menggunakan unsur kimia
dan bahan organik, unsur yang
sulit dideteksi oleh detektor
metalik.

Tahun 1997, manager program di
Darpa meluncurkan program
Hidung Anjing untuk
mengembangkan anjing pencium
terbaik.

Regina Dugan, program manajer
tersebut, membawahi seluruh
jalannya program ini.
"Oleh karena itu, daripada kita
melanjutkan cara mencari peluru
perak, JIEDDO memutuskan
untuk merekomendasikan cara
nonteknologi dalam memerangi
bom.

Kami akan meningkatkan
pelatihan dan pemahaman lebih
banyak dari pemetaan sosial
politik wilayah itu," kata Oates.

No comments:

Post a Comment