18 June 2010

Kerusakan Telinga KarenaVuvuzela Bisa Sangat Serius

Vuvuzela
menjadi ikon di setiap tayangan
Piala Dunia dengan suara
khasnya yang mirip sarang
lebah. Bagi yang menonton
langsung di stadion, suara
trompet khas Afrika Selatan itu
begitu keras sehingga memicu
gangguan pendengaran serius.
Sebuah badan amal untuk
kesehatan pendengaran, Royal
National Institute for Deaf
People (RNID) memperingatkan
hal itu karena Vuvuzela tak
pernah absen dalam setiap
pertandingan. Dikutip dari
MedicineNet, Kamis
(17/6/2010), RNID
mengkhawatirkan risiko
tinnitus yang bisa dialami para
pendukung di lapangan.
Bagaimana tidak, suara tompet
plastik ini bahkan melebihi
suara sirine mobil ambulans.
Jika dibunyikan persis di
belakang tempat duduk,
intensitasnya bisa mencapai
125 desibel. Sebagai
pembanding, sirine ambulans
berkekuatan 120 desibel
sedangkan gergaji dan mesin
pemotong rumput hanya
sekitar 110 desibel.
Suaranya akan jauh lebih keras
lagi saat laga berakhir, ketika
seluruh pendukung (baik
menang maupun kalah)
berlomba-lomba meluapkan
emosinya. Jika berlangsung
terus menerus, hal ini bisa
menyebabkan telinga
berdengung. Bahkan jika tidak
kuat, telinga bisa mengalami
kerusakan permanen.
Spesialis audiologi senior dari
RNID, Angela King
menyarankan penonton di
lapangan untuk menggunakan
penutup telinga ketika berada
di stadion, dan sesegera
mungkin menyingkir saat laga
berakhir. Sebab jika tidak, efek
kebisingan bisa terakumulasi
setiap kali menonton
pertandingan.
"Suara di atas 85 desibel sudah
bisa merusak pendengaran,
sedangkan Vuvuzela
menghasilkan suara 5 kali lebih
tinggi dari batas aman untuk
didengar. Oleh karenanya,
jangan lepaskan penutup
telinga ketika ada Vuvuzela di
dekat Anda," saran Angela.
Gejala awal tinnitus ditandai
dengan suara-suara
berdengung, gemuruh atau
mendesis di telinga hingga
memicu sakit kepala. Suara-
suara tersebut bisa muncul di
salah satu telinga atau
keduanya, dan bisa
berlangsung sesaat maupun
permanen tergantung
pemicunya.

No comments:

Post a Comment