04 June 2010

Piala Dunia dan Kepercayaan Tradisional Afrika

Di tengah Kota Johannesburg, pasar tradisionalnya dipenuhi berbagai kulit dan organ dalam binatang. Di samping itu terdapat sebotol cairan yang dapat memberikan kekuatan ekstra bagi para pemain di Piala Dunia untuk berlari lebih kencang, menendang lebih keras dan bertahan lebih kuat. "Keajaiban" ini terdapat di dalam sebuah botol yang diisi cairan lemak tupai Afrika.
Thabang Khubeka, seorang nyanga atau dukun tradisional menjual penyembuh segala macam penyakit-mulai dari problem penganguran hingga masalah cinta. Ia juga menerima jasa konsultasi agar para pesepakbola mengoleskan sedikit minyak "ajaib" tersebut ke kaki mereka agar dapat bermain lebih maksimal pada Piala Dunia nanti.
"Seekor tupai berlari dengan sangat kencang, seperti Wayne Rooney. Untuk bisa seperti itu kamu harus menggunakan minyak ini!" ujar Khubeka menjajakan ramuannya kepada seorang translator.
Cerita ini hanya satu dari sebagian besar kepercayaan tradisional yang masih mengakar kuat di negara-negara Afrika, termasuk Afrika Selatan, si empunya hajat perhelatan paling gemerlap empat tahunan. Sepakbola di Afrika, seperti juga semua aspek dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya, berkaitan erat dengan kepercayaan tradisional. Dari Tunisia yang merupakan negara paling utara di "Benua Hitam", hingga Soweto di jantung Johannesburg, denyut kehidupan masyarakatnya selalu berhubungan dengan dunia supranatural. Para pemain dan pelatih di berbagai level akan meminta nasehat dari para tetua dan dukun-dukun tradisional mengenai cara-cara untuk melibas musuh-musuh mereka di pertandingan nanti.
Dukun-dukun di Afrika belahan barat sering kali memberi para pemain jimat untuk dipakai atau dikubur di lapangan. Sementara nyaga lain akan dipanggil untuk memberkati bola, sepatu dan pakaian para pemain menggunakan berbagai media, salah satunya air yang dianggap suci.
Tate Aaron, seorang nyaga terkenal di Kamerun yang tinggal pedalaman atau 15 kilometer dari Kota Buea, mengaku telah "mengurus" sejumlah tim papan atas di liga domestik. Dari rumahnya, Aaron menyuplai sejumlah kalung, ikat pinggang, cairan ajaib dan gelang tangan kepada para pemain. "Ini akan membuat pemain lebih kuat dan akan memperlemah pemain lawan yang ingin melanggar kita," ujar Aaron yang telah berusia 67 tahun tersebut.
Menurut Aaron, jika tim sedang benar-benar terjepit, mereka akan memerlukan riutal yang lebih kuat. Pada 2002 misalnya, Aaron pernah membawa seluruh pemain dan staf sebuah klub divisi dua yang sedang berjuang naik kasta, untuk berenang telanjang di laut. Klub yang tidak disebutkan namanya tersebut berhasil memenangkan seluruh laga sisa dan naik ke divisi utama.
Sementara obat atau penyembuh yang bertujuan untuk memperkuat pemain dianggap tidak berbahaya, lain halnya dengan sihir hitam atau yang biasa dikenal dengan sebutan "juju" yang tujuannya menyakiti pemain lawan. Ketika gelandang Ghana Michael Essien dinyatakan absen dari Piala Dunia akibat cedera, banyak penduduk Ghana yang menduga kejadian ini akibat sihir jahat. "Dia di-juju oleh ayahnya," ujar seorang fans Ghana. Sang ayah, James Essien, yang tinggal dalam sebuah rumah berlumpur di sebuah perkampungan kumuh mengeluh dirinya tidak diperhatikan Essien dan tidak pernah bertemu dengan anaknya itu selama 15 tahun.
Meski begitu, nyanga Afrika Selatan, Thabang Khubeka tidak memungkiri keberhasilan yang akan didapat merupakan muara dari latihan keras. "Jika mereka sukses (di Piala Dunia) itu karena mereka telah bekerja keras," ujar Khubeka.

Posted by Wordmobi

2 comments:

  1. Haha...pantesan aja pemaen dr afrika kuat2,kalo dukun disini mungkin sibuk ngurus pejabat ya LOL...

    ReplyDelete