03 February 2011

Kembali Temperatur air di Kutub Utara meningkat

Air di perairan kutub utara mengalami peningkatan temperatur yang signifikan. Perubahan ini menyebabkan es di kawasan tersebut meleleh dalam jumlah besar.

Ilmuwan University of Colorado yang melakukan penelitian di Selat Fram yang terletak di antara Greenland dan
kepulauan Svalbard mendeteksi kenaikan temperatur sekira 2 derajat Celsius dibandingkan 100 tahun lalu.

Kenaikan itu turut mempengaruhi melelehnya es di lautan kutub utara.
Untuk mengetahui perubahan temperatur tersebut, para ilmuwan harus mengebor endapan di dasar laut.

Langkah itu dilakukan karena data temperatur laut yang ada hanya tercatat hingga 150 tahun ke belakang.

Sementara endapan di dasar laut menyimpan plankton sampai dengan dua ribu tahun lalu yang dapat dianalisis kandungan kimianya.

Berdasarkan spesies yang terdapat dalam endapan dan evaluasi kimia terhadap kandungan magnesium dan kalsium--mineral yang membentuk kulit
atau tempurung suatu organisme yang jumlahnya sangat tergantung
temperatur air--ilmuwan dapat menentukan perubahan temperatur sejak dua ribu tahun lalu sampai saat ini.

Hasil analisis menunjukkan telah
terjadi peningkatan temperatur yang signifikan. Di Masa kekaisaran Romawi, sekira dua ribu tahun lalu,temperatur air lautan kutub utara rata-rata 3,4 derajat Celsius.

Sementara temperatur saat ini tercatat 5,2 derajat celsius yang bisa melonjak sampai 6 derajat celsius di musim panas.

Akibatnya, ketebalan lapisan es terus berkurang. Menurut catatan pusat data salju dan es University of Colorado pada tahun 2009, permukaan es kutub
utara telah menyusut hingga ke titik terendah.

Selama tahun 1979 sampai
tahun 2009 lapisan es yang hilang mencapai ukuran seluas Alaska.

Berkurangnya lapisan es sebelumnya selalu dikaitkan dengan menghangatnya temperatur atmosfer.

"Namun ternyata air bertemperatur lebih hangat yang mengalir ke perairan kutub utara juga berkontribusi
terhadap melelehnya lapisan es," kata Robert Spielhagen, paleoceanographer dari Leibniz Institute yang memimpin studi tersebut, kepada OurAmazingPlanet.

Peningkatan temperatur air itu
dilaporkan dalam jurnal Science, 27 Januari 2011.
{Air di perairan kutub utara mengalami peningkatan temperatur yang
signifikan.

Perubahan ini menyebabkan
es di kawasan tersebut meleleh dalam jumlah besar.
Ilmuwan University of Colorado yang melakukan penelitian di Selat Fram yang terletak di antara Greenland dan
kepulauan Svalbard mendeteksi
kenaikan temperatur sekira 2 derajat Celsius dibandingkan 100 tahun lalu.

Kenaikan itu turut mempengaruhi melelehnya es di lautan kutub utara.
Untuk mengetahui perubahan
temperatur tersebut, para ilmuwan harus mengebor endapan di dasar laut.

Langkah itu dilakukan karena data temperatur laut yang ada hanya tercatat hingga 150 tahun ke belakang.

Sementara endapan di dasar laut
menyimpan plankton sampai dengan dua ribu tahun lalu yang dapat dianalisis kandungan kimianya.

Berdasarkan spesies yang terdapat dalam endapan dan evaluasi kimia terhadap kandungan magnesium dan
kalsium--mineral yang membentuk kulit
atau tempurung suatu organisme yang jumlahnya sangat tergantung temperatur air--ilmuwan dapat menentukan perubahan temperatur
sejak dua ribu tahun lalu sampai saat ini.

Hasil analisis menunjukkan telah
terjadi peningkatan temperatur yang signifikan. Di Masa kekaisaran Romawi, sekira dua ribu tahun lalu, temperatur air lautan kutub utara rata-
rata 3,4 derajat Celsius.

Sementara temperatur saat ini tercatat 5,2 derajat celsius yang bisa melonjak sampai 6 derajat celsius di musim panas.

Akibatnya, ketebalan lapisan es terus berkurang. Menurut catatan pusat data
salju dan es University of Colorado pada tahun 2009, permukaan es kutub
utara telah menyusut hingga ke titik terendah.

Selama tahun 1979 sampai
tahun 2009 lapisan es yang hilang mencapai ukuran seluas Alaska.

Berkurangnya lapisan es sebelumnya selalu dikaitkan dengan menghangatnya temperatur atmosfer.

"Namun ternyata air bertemperatur lebih hangat yang mengalir ke perairan kutub utara juga berkontribusi terhadap melelehnya lapisan es," kata Robert Spielhagen, paleoceanographer
dari Leibniz Institute yang memimpin studi tersebut, kepada OurAmazingPlanet.

Peningkatan temperatur air itu
dilaporkan dalam jurnal Science, 27 Januari 2011.
(Sumber: Our Amazing
Planet, USA Today, Yahoo! News)(Sumber: Our Amazing
Planet, USA Today, Yahoo! News)

2 comments:

  1. Makasih nih infonya tentang Temperatur air kutub meningkat
    Salam Kenal :D

    ReplyDelete
  2. oke sama" makasih juga dah mampir ke blog saya :)

    ReplyDelete