03 February 2011

Tanaman 'Bunglon' Bisa Berganti Warna

http://zapp5.staticworld.net/images/article/2011/01/plantsentinel1-5141043.jpg

Bukan cuma bunglon yang bisa berganti warna
kulit. Ternyata, tanaman pun kini bisa berubah warna sesuai
dengan kondisi yang
menaunginya.

Adalah June Medford, seorang
pakar biologi dari Colorado State
University, yang berhasil
melakukan rekayasa genetik
terhadap tanaman arabidopsis,
sehingga tanaman tersebut bisa berganti warna.

Seperti dikutip dari situs PCWorld, tanaman hasil rekayasa Medford dan timnya, akan berubah warna dari hijau menjadi putih saat tanaman itu mendeteksi kehadiran unsur berbahaya di dekatnya, seperti obat terlarang,polutan, atau bahkan material eksplosif.

Awalnya, Medford menggunakan
komputer untuk mendesain
protein tanaman bernama
reseptor. Kemudian, Medford
memanfaatkan bakteri untuk
memodifikasi reseptor tanaman tersebut.

Dengan struktur genetika yang
telah dimodifikasi, maka reseptor tumbuhan bisa mendeteksi partikel-partikel bahan kimia berbahaya, polutan, bahan
peledak, atau ancaman lain.

Saat mendeteksi kehadiran zat-zat tersebut, tanaman akan
mengirimkan sinyal, sehingga
warna hijaunya berubah menjadi putih. "Bila Anda membawa sesuatu ke
bandara internasional Denver,
misalnya sebuah bahan peledak,
maka tanaman ini akan berubah
warna menjadi putih. Ini akan
memberikan keamanan bagi Anda," kata Medford, 52, kepada situs The Denver Post.

Proyek penelitian itu didukung
oleh Defense Advanced Research
Projects Agency (DARPA) sejak
2003, dengan bantuan dana
sebesar US$500 ribu atau Rp4,5
miliar. Belakangan, riset ini juga mendapat dukungan dari The
Office of Naval Research,
Department of Homeland Security,dan Defense Threat Reduction Agency.

"Harapan kami, tanaman ini bisa ditempatkan di lokasi umum,sehingga bisa mendeteksi bahan
peledak di lokasi tempat benda
berbahaya itu sedang dirakit,"
kata Doug Bauer, Program Manager riset eksplosif pada
Homeland Security di Washington DC.

Aplikasi lainnya, tanaman ini juga bisa digunakan oleh polisi untuk memberantas peredaran obat terlarang, atau melindungi
tentara yang tengah konvoi dari
bom dan ranjau.

Kini, tanaman ini masih memerlukan waktu sekitar tiga jam untuk merespons keberadaan zat-zat berbahaya tadi dan perubahan warna.

Namun, para ilmuwan yakin akan diperoleh kemajuan sehingga respons yang ditunjukkan tanaman bisa segera terlihat
dalam hitungan menit.

No comments:

Post a Comment