05 February 2011

Tentang Penemuan Codex Sinaiticus


inilah bagian dari Codex itu.

Codex Sinaiticus (disimpan London, British Library, Add. 43725; Gregory-
Aland no. א (Aleph) atau 01) adalah sebuah naskah manuskrip lengkap Perjanjian Baru yang berasal dari abad ke-4 . Naskah ini ditulis menggunakan huruf kapital Yunani (uncial). Selain kitab
Perjanjian Baru, naskah ini juga memuat bagian besar Septuaginta. Bersama dengan Codex Vaticanus , Codex Sinaiticus adalah salah satu naskah terpenting Perjanjian Baru dan juga Septuaginta dalam bahasa Yunani dalam merunut sejarah tekstualnya.

Codex Sinaiticus ditemukan oleh Constantin von Tischendorf pada perjalannya yang ketiga ke Biara Santa Katarina, di Gunung Sinai, Mesir, 1859. Perjalanannya yang pertama dan kedua, menghasilkan penemuan potongan-potongan naskah dari Perjanjian Lama, beberapa di antaranya berasal dari
tempat sampah.

Tsar Alexander II dari Rusia lalu menyuruhnya untuk mencari naskah-naskah lain, yang diyakininya
masih bisa ditemukan di biara Sinai ini. Cerita bagaimana Von Tischendorf
menemukan naskah manuskrip ini, yang mengandung sebagian besar kitab Perjanjian Lama dan semua kitab Perjanjian Baru, mirip dengan cerita sebuah roman.

Von Tischendorf mencapai biara ini pada 31 Januari; tetapi penyelidikannya tidak
membuahkan hasil. Pada 4 Februari, ia sudah memutuskan untuk pulang tanpa mencapai hasil perjalanannya. "Maka pada hari itu, ketika sedang berjalan-jalan dengan kepala biara, ia menyesali kegagalannya. Setelah kembali dari berjalan-jalan, Von Tischendorf menemani sang biarawan kembali ke kamarnya dan di sana ia menunjukkan kepadanya sebuah salinan naskah yang
disebutnya sebagai salinan naskah
Septuaginta yang dimiliki oleh biarawan ini.

Naskah manuskrip ini dibungkus sehelai kain dan ketika gulungan dibuka,Von Tischendorf sekaligus terkejut dan merasa gembira karena inilah dokumen yang dicari-carinya sementara ia sudah
putus asa tak akan menemukannya.
Tujuannya ialah untuk melengkapi potongan Septuaginta yang
ditemukannya tahun 1844 dan yang dinyatakannya merupakan naskah perkamen Yunani berbentuk codex (buku ) yang tertua.

Tetapi tidak hanya itu yang ditemukannya, melainkan ia
juga menemukan sebuah salinan kitab
Perjanjian Baru Yunani yang lengkap,
tidak kurang satu halaman atau satu
paragraf jua." Maka setelah
bernegosiasi berapa lama, Von Tischendorf memperoleh naskah yang sangat berharga ini dan
mengirimkannya kepada Tsar
Alexander II di Rusia yang betul-betul
menghargainya, Kemudian beliau
menyuruh untuk menerbitkan naskah ini dalam bentuk faksimile supaya tulisan kuna ini bisa langsung diperlihatkan ke khalayak yang lebih ramai.

Seluruh naskah berbentuk codex ini
terdiri atas 346 1/2 halaman folio, dan
ditulis dalam empat kolom. Dari semua folio ini 199 memuat teks kitab
Perjanjian Lama dan 147 1/2 teks kitab Perjanjian Baru. Kitab-kitab Perjanjian Baru disusun sebagai berikut:
keempat Injil, Surat-surat Rasul Paulus, Kisah Para Rasul, Surat-surat Katolik (Catholic Epistles), dan Kitab Wahyu . Meski beberapa bagian dari kitab Kejadian dan Bilangan kemudian ditemukan dijilid pada buku-buku yang lain, lalu mereka
berbaik hati dan kemudian dikirim ke
Von Tischendorf. Namun oleh pengurus biara sekarang Codex ini dianggap dicuri. Pada bulan Mei 1975 sewaktu sedang direnovasi, para biarawan biara Santa
Katarina menemukan sebuah ruangan
di bawah kapel St. George yang mengandung banyak fragmen-fragmen perkamen.

Di antara fragmen-fragmen
ini, tigabelas halaman Codex Sinaiticus
dari kitab Perjanjian Lama yang hilang, ditemukan. Sejarah awal naskah ini tidaklah diketahui. Kolofon kitab Ezra dan Ester menunjukkan bahwa naskah ini pernah berada di Caesarea Palaestina pada abad ke-6 dan abad ke-7 . Para pakar berspekulasi bahwa naskah ini ditulis di Mesir. British Library pada tahun 1933 membeli naskah ini dari pemerintahan komunis Uni Soviet sebesar £100.000.

No comments:

Post a Comment