24 July 2010

Cegah Banjir dengan Lubang Biopori

Banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah datangnya banjir. Salah satunya melalui pembuatan lubang resapan biopori.
Bagaimana cara membuatnya?
Lubang resapan biopori adalah
lubang silindris yang dibuat ke
dalam tanah dengan diameter
10 cm dan kedalaman sekitar
100 cm atau tidak melebihi
kedalaman air tanah.
Nantinya lubang ini diisi oleh
sampah organik untuk
mendorong terbentuknya
biopori, yaitu pori berbentuk
terowongan kecil yang
dibentuk oleh aktivitas fauna
tanah atau akar tanaman.
"Lubang resapan biopori ini
adalah teknologi tepat guna
untuk meningkatkan laju
resapan air hujan dan
memanfaatkan sampah
organik yang dimasukkan ke
dalam tanah," ujar Kamir R
Brata, praktisi dari Konservasi
Tanah dan Air IPB, dalam acara
Family Environmental
Edutainment di Bumi
Perkemahan Cibubur, Sabtu
(24/7/2010).
Kamir menuturkan ada
berbagai manfaat dari lubang
ini yaitu memelihara cadangan
air tanah, mencegah
keamblesan dan keretakan
tanah, menghambat intrusi air
laut, mengubah sampah
organik jadi kompos,
meningkatkan kesuburan
tanah, mengatasi masalah
akibat genangan air seperti
demam berdarah dan kaki
gajah, mengurangi
pencemaran udara dan
perairan, mengurangi emisi gas
rumah kaca serta mengurangi
banjir, longsor dan kekeringan.
"Lubang ini bisa dibuat di dasar
saluran yang biasa dibuat
untuk membuang air hujan, di
dasar alur di sekeliling pohon
atau pada batas taman," tutur
Kamir.
Ada beberapa tahap yang
dilakukan dalam membuat
lubang resapan biopori ini
yaitu:
1. Buat lubang silindris ke
dalam tanah pada dasar alur
dengan bor biopori
berdiameter 10 cm dan
kedalaman sekitar 100cm atau
tidak melampaui kedalaman air
tanah pada dasar saluran. Jarak
antar lubang sekitar 50-100
cm.
2. Mulut lubang dapat
diperkuat dengan adukan
semen selebar 2-3 cm, setebal
2 cm di sekeliling mulut
lubang.
3. Segera isi lubang dengan
sampah organik yang berasal
dari sisa tanaman yang
dihasilkan oleh daun pohon,
pangkasan rumput halaman
atau sampah dapur.
4. Sampah organik perlu selalu
ditambahkan ke dalam lubang
yang isinya sudah berkurang
atau menyusut karena proses
pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk
dapat diambil pada setiap akhir
musim kemarau bersamaan
dengan pemeliharaan lubang.
"Hujan tidak hanya terjadi di
hutan saja,tapi bisa terjadi
dimana saja. Karenanya perlu
membuat penyerapan air di
lingkungan sekitar rumah,"
imbuhnya.
Dengan adanya lubang resapan
ini maka bencana banjir bisa
dicegah. Hal ini juga turut
mengurangi risiko penyakit
yang biasa datang saat banjir.

No comments:

Post a Comment