22 July 2010

Mengerikan Dampak Kerusakan Genetik Anak Fallujah Lebih Parah dari Hiroshima

Fallujah,Anak-anak di Fallujah Irak mengalami kerusakan
genetik yang parah akibat
dampak perang. Kerusakan
genetik yang terjadi ini
dilaporkan lebih buruk
dibandingkan korban
selamat bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki
Jepang pada tahun 1945.
Jumlah anak yang
menderita kanker, leukemia
dan kematian bayi
meningkat di penjuru kota
Fallujah. Kota ini mengalami
pertempuran yang sengit
antara pasukan AS dan
kelompok perlawanan Sunni
di tahun 2004.
Anak-anak yang mengalami
kerusakan genetik itu
terlihat dari jari-jari yang
tumbuh tidak sempurna,
tidak punya lengan, cacat
kaki hingga kondisi tubuh
yang kekurangan gizi.
Dugaan adanya kelainan
genetik ini sebenarnya
sudah lama muncul tapi
hanya sebatas isu. Kini
laporan tersebut telah
dikonfirmasi secara ilmiah
dengan bukti yang benar
bahwa cacat genetik akibat
perang itu ada, seperti
dilansir
arabamericannews.com,
Kamis (22/7/2010).
Hasil penelitian yang
dilakukan Malak Hamdan
dan Dr Chris Busby yang
berjudul 'Cancer, Infant
Mortality and Birth Sex-
Ratio in Fallujah, Iraq 2005

2009' ini telah
dipublikasikan dalam
International Journal of
Environmental Studies and
Public Health (IJERPH) yang
berbasis di Basle, Swiss.
Laporan ini diharapkan bisa
membuka mata masyarakat
internasional untuk peduli
terhadap anak-anak korban
kerusakan genetik akibat
perang.
Hasil survei menunjukkan
dalam 5 tahun setelah
serangan pasukan sekutu
yang dipimpin AS pada
tahun 2004 terjadi kenaikan
kasus kanker 4 kali lipat.
Menariknya kanker yang
dialami di Fallujah ini mirip
dengan korban selamat
bom Hiroshima yang
terpapar radiasi uranium.
Kasus kanker darah atau
leukemia meningkat 38 kali,
kanker payudara meningkat
10 kali selain juga terjadi
peningkatan penyakit
limfoma dan tumor otak
pada orang dewasa.
Peningkatan kanker juga
terjadi pada anak-anak usia
0-14 tahun dalam 5 tahun
masa perang. Kemudian
terjadi angka kematian bayi
80 dari 1.000 kelahiran.
Angka ini lebih tinggi
dibanding negara tetangga
seperti Mesir dengan 19
kematian bayi, Yordania 17
kematian bayi dan kuwait
9,7 kematian bayi dalam
setiap 1.000 kelahiran.
Rasio kelahiran jenis
kelamin juga ikut
berpengaruh. Jika sebelum
tahun 2004 angka kelahiran
anak lelaki 1.050 dan
perempuan 1.000, setelah
konflik menjadi 860
kelahiran anak laki dan
1.000 anak perempuan.
Berkurangnya jumlah
kelahiran anak laki-laki ini
terkait dengan kerusakan
genetik. Perempuan
memiliki kromosom X yang
lebih banyak (XX) karena itu
masih bisa bertahan jika
salah satu kromosomnya
rusak, sedangkan anak laki-
laki tidak (XY).
Dr Busby yang juga
profesor di University of
Ulster mengatakan apa
yang terjadi di Fallujah
sangat mengejutkan.
Menurutnya, efek negatif
yang serius seperti itu
menunjukkan ada paparan
mutagenic yang sangat
besar. Apakah itu berupa
paparan uranium, menurut
Dr Busby harus dilakukan
penelitian lebih lanjut.

No comments:

Post a Comment