22 July 2010

Inilah 10 Kerugian Akibat Kurang Tidur

Anda pernah
merasa uring-
uringan dan
pusing? Mungkin
saja hal itu akibat
kurang tidur. Jangan pernah
anggap remeh keadaan ini!
Kurang tidur dapat
memengaruhi kehidupan
seksual, daya ingat, kesehatan,
penampilan, dan bahkan
membuat tubuh Anda 'melar'.
Berikut ini 10 hal mengejutkan
yang terjadi akibat kurang
tidur:

1. Kecelakaan
Kurang tidur adalah salah satu
faktor bencana terbesar dalam
sejarah selain kecelakaan nuklir
di Three Mile Island tahun
1979, tumpahan minyak
terbesar Exxon Valdez, krisis
nuklir di Chernobyl 1986, dan
lain-lain.
Terdengar berlebihan, tapi
Anda harus sadari kurang tidur
juga berdampak pada
keselamatan Anda setiap hari
di jalan. Mengantuk dapat
memperlambat waktu anda
mengemudi setara ketika anda
mabuk saat menyetir.
Sebuah penelitian yang
dilakukan Lembaga
Keselamatan Lalu Lintas Jalan
Raya Nasional Amerika
memperkirakan bahwa
kelelahan merupakan
penyebab 100.000 kecelakaan
mobil dan 1.500 kematian
terjadi selama setahun di AS. Di
mana korbannya orang di
bawah umur 25 tahun.
Studi yang sama menunjukkan,
jika Anda kurang tidur atau
memiliki kualitas tidur yang
rendah dapat menyebabkan
kecelakaan dan cedera saat
bekerja. Dalam sebuah
penelitian, pekerja yang
mengeluh mengantuk
berlebihan di siang hari rentan
terluka saat bekerja dan secara
terus menerus mengalami
kecelakaan yang sama saat
berkerja.
2. Konsentrasi menurun
Tidur yang baik memainkan
peran penting dalam berpikir
dan belajar. Kurang tidur dapat
mempengaruhi banyak hal.
Pertama, mengganggu
kewaspadaan, konsentrasi,
penalaran, dan pemecahan
masalah. Hal ini membuat
belajar menjadi sulit dan tidak
efisien. Kedua, siklus tidur pada
malam hari berperan dalam
"menguatkan" memori dalam
pikiran. Jika Anda tidak cukup
tidur, Anda tidak akan mampu
mengingat apa yang Anda
pelajari dan alami selama
seharian.
3. Masalah kesehatan serius
Gangguan tidur dan kurang
tidur tahap kronis dapat
membawa Anda pada risiko :
* Penyakit jantung
* Serangan jantung
* Gagal jantung
* Detak jantung tidak teratur
* Tekanan darah tinggi
* Stroke
* Diabetes
Menurut beberapa penelitian,
90 persen penderita insomnia-
gangguan tidur yang ditandai
dengan sulit tidur dan tetap
terjaga sepanjang malam - juga
mengalami risiko kesehatan
serupa.
4. Gairah seks menurun
Para ahli melaporkan, kurang
tidur pada pria dan wanita
menurunkan tingkat libido dan
dorongan melakukan
hubungan seksual. Hal ini
dikarenakan energi terkuras,
mengantuk, dan tensi yang
meningkat.
Bagi pria yang mengidap sleep
apnea- masalah pernapasan
yang mengganggu saat tidur,
menyebabkan gairah seksual
melempem. Sebuah studi yang
diterbitkan dalam Journal of
Clinical Endocrinology &
Metabolism 2002
menunjukkan, hampir semua
orang yang menderita sleep
apnea memiliki kadar
testosteron yang rendah. Dan
hampir setengah dari orang
yang menderita sleep apnea
parah memiliki tingkat
testosteron yang rendah pada
malam hari.
5. Menyebabkan depresi
Dalam studi tahun 1997,
peneliti dari Universitas
Pennsylvania melaporkan
orang-orang yang tidur kurang
dari 5 jam per hari selama
tujuh hari menyebabkan stres,
marah, sedih, dan kelelahan
mental. Selain itu, kurang tidur
dan gangguan tidur dapat
menyebabkan gejala depresi.
Gangguan tidur yang paling
umum, yaitu insomnia yang
memiliki kaitan kuat dengan
depresi. Dalam studi tahun
2007 melibatkan 10.000 orang,
terungkap bahwa pengidap
insomnia 5 kali lebih rentan
depresi. Bahkan, insomnia
sering menjadi salah satu
gejala pertama depresi.
Insomnia dan tidak nafsu
makan akibat depresi saling
berhubungan. Kurang tidur
memperparah gejala depresi
dan depresi membuat anda
lebih sulit tidur. Sisi positifnya,
pola tidur yang baik dapat
membantu mengobati depresi.
6. Memengaruhi kesehatan
kulit
Kebanyakan orang mengalami
kulit pucat dan mata bengkak
setelah beberapa malam
kurang tidur. Keadaaan
tersebut benar karena kurang
tidur yang kronis dapat
mengakibatkan kulit kusam,
garis-garis halus pada wajah
dan lingkaran hitam di bawah
mata.
Bila Anda tidak mendapatkan
cukup tidur, tubuh Anda
melepaskan lebih banyak
hormon stres atau kortisol.
Dalam jumlah yang berlebihan,
kortisol dapat memecah
kolagen kulit, atau protein
yang membuat kulit tetap
halus dan elastis.
Kurang tidur juga dapat
menyebabkan tubuh lebih
sedikit mengeluarkan hormon
pertumbuhan. Ketika kita
masih muda, hormon
pertumbuhan manusia
mendorong pertumbuhan.
Dalam hal ini membantu
meningkatkan massa otot,
menebalkan kulit, dan
memperkuat tulang.
"Ini terjadi saat tubuh sedang
tidur nyenyak- yang kami
sebut tidur gelombang lambat
(SWS) - hormon pertumbuhan
dilepaskan," kata Phil Gehrman,
PhD, CBSM, Asisten Profesor
Psikiatri dan Direktur Klinis dari
Program Behavioral Sleep
Medicine Universitas
Pennsylvania, Philadelphia.
7. Pelupa
Tidak ingin lupa dengan
kenangan terbaik dalam hidup
Anda? Cobalah perbanyak
tidur. Pada tahun 2009,
peneliti dari Amerika dan
Perancis menemukkan bahwa
peristiwa otak yang disebut
"“ sharp wave ripples”
bertanggung jawab
menguatkan memori pada
otak. Peristiwa ini juga
mentransfer informasi dari
hipokampus ke neokorteks di
otak, dimana kenangan jangka
panjang disimpan. Sharp wave
ripples kebanyakan terjadi
pada saat tidur.
8. Tubuh jadi melar
Jika Anda mengabaikan efek
kurang tidur, bersiaplah
dengan ancaman kelebihan
berat badan. Kurang tidur
berhubungan dengan
peningkatan rasa lapar dan
nafsu makan, dan
kemungkinan bisa menjadi
obesitas. Menurut sebuah studi
tahun 2004, orang-orang yang
tidur kurang dari enam jam
sehari, hampir 30 persen
cenderung menjadi lebih
gemuk daripada mereka yang
tidur tujuh sampai sembilan
jam sehari.
Penelitian terakhir terfokus
pada hubungan antara tidur
dan peptida yang mengatur
nafsu makan. Ghrelin
merangsang rasa lapar dan
leptin memberi sinyal kenyang
ke otak dan merangsang nafsu
makan. Waktu tidur singkat
dikaitkan dengan penurunan
leptin dan peningkatan dalam
ghrelin.
Kurang tidur tak hanya
merangsang nafsu makan. Hal
ini juga merangsang hasrat
menyantap makanan berlemak
dan makanan tinggi
karbohidrat. Riset yang tengah
berlangsung meneliti apakah
tidur yang layak harus menjadi
bagian standar dari program
penurunan berat badan.
9. Meningkatkan risiko
kematian
Dalam penelitian Whitehall
ke-2, peneliti Inggris
menemukkan bagaimana pola
tidur mempengaruhi angka
kematian lebih dari 10.000
pegawai sipil Inggris selama
dua dekade. Berdasarkan hasil
penelitian yang dipublikasikan
pada 2007, mereka yang telah
tidur kurang dari 5-7 jam
sehari mengalami kenaikan
risiko kematian akibat berbagai
faktor. Bahkan kurang tidur
meningkatkan dua kali lipat
risiko kematian akibat penyakit
kardiovaskuler.
10. Merusak penilaian terutama
tentang tidur
Kurang tidur dapat
memengaruhi penafsiran
tentang peristiwa. Keadaan
tubuh yang lemas membuat
kita tidak bisa menilai situasi
secara akurat dan bijaksana.
Anda yang kurang tidur sangat
rentan terhadap penilaian
buruk ketika sampai pada saat
menilai apa yang kurang
terhadap sesuatu.
Dalam dunia yang serba cepat
saat ini, kebiasaan tidur
menjadi semacam lencana
kehormatan. Spesialis
mengenai tidur mengatakan,
Anda salah jika berpikir Anda
baik-baik saja meski kurang
tidur karena di mana pun Anda
bekerja pada profesi apa pun,
akan menjadi masalah besar
bila Anda tidak dapat menilai
sesuatu dengan baik.
"Studi menunjukkan bahwa
dari waktu ke waktu, orang-
orang yang tidur selama 6 jam,
bukannya 7 atau 8 jam sehari,
mulai merasa bahwa mereka
telah beradaptasi dengan
keadaan kurang tidur. Mereka
sudah terbiasa dengan hal itu,"
kata Gehrman.
"Tapi jika Anda melihat hasil
tes kinerja dan kewaspadaan
mental, nilai mereka terus
memburuk. Hal itu
menjelaskan bagaiamana
kurang tidur menganggu
aktivitas kita sehari-hari."

No comments:

Post a Comment