08 July 2010

Benteng Penyokong Penjajahan di Indonesia

1231014p.jpg
Berdiri megah di tengah Kota Cape Town, Benteng
Good Hope (Harapan Baik)
menyimpan banyak kenangan
dan kisah. Bagi orang Indonesia,
memasuki benteng ini menjadi
ingat zaman penjajahan
Belanda lewat VOC selama 350
tahun. Sebab, benteng ini
dibangun memang untuk
menyokong kelancaran
eksploitasi rempah-rempah di
Indonesia.
Wajar ketika memasuki benteng
itu, ada petugas yang langsung
mengenali wajah Indonesia.
"Anda dari Indonesia?" begitu
tanyannya.
"Banyak orang Indonesia yang
sering datang ke sini. Ada juga
yang tanya apakah ada orang
Indonesia yang pernah ditahan
di sini. Saya tak bisa
menjawabnya, karena memang
tak ada catatan yang lengkap,"
ujar Peter Anwari.
Selama Piala Dunia 2010,
benteng ini hampir setiap hari
ramai dikunjungi. Orang
Indonesia pun juga
menyempatkan diri mampir.
Ada yang sekadar melihat, ada
pula yang mengorek kisahnya.
Belanda datang ke Indonesia
lewat serikat dagang Verenigde
Oostindische Compagnie (VOC)
pada 1962. Mereka banyak
mengeksploitasi rempah-
rempah dan dibawa ke Eropa.
Namun, perjalanan Belanda-
Indonesia termat jauh dan
memakan waktu berbulan-
bulan dengan kapal. Terkadang,
banyak masalah di perjalanan.
Maka, Belanda membangun
benteng sekaligus tempat transit
Indonesia-Belanda. Semula, Jan
van Riebeeck membangun
benteng di dekat pantai, namun
terlalu rapuh karena dibuat dari
tanah liat. Maka, atas perintah
VOC pada 1665, setahun
kemudian dibangunlah Benteng
Harapan Baik itu. Lokasinya
dipilih oleh Komisioner Isbrand
Goske.
Rancangan bangunan dibuat
oleh heinrich Lacus, Insinyur
Dombaer, dan ahli bangunan
Douwe Gerbrandth Steyn dan
Adriaan van Breekel. Bangunan
ini berbentuk segi lima dan
setiap sudut memiliki nama,
yakni Nassau,
Catzenellenbogen, Buuren,
oranje, dan Leerdam.
Di tengahnya, benteng ini
dibelah bangunan memanjang.
Selain ada tempat belanja,
gudang rempah, makanan,
gudang amunisi, juga ada
tempat tinggal, juga penjara
dan tempat penyiksaan.
Begitu selesai pada 1679,
penjajahan Belanda di
Indonesia pun menjadi lebih
lancar. Bala bantuan bisa
melakukan transit di benteng ini,
sebelum berangkat ke
Indonesia (dulu Hindia Belanda)
. Sebaliknya, arus perjalanan
kapal yang mengangkut rempah
dari Indonesia ke belanda tak
kesulitan transit. Mereka bisa
berhenti di Benteng Harapan
Baik itu, sebelum melanjutkan
perjalana ke Belanda.
Sangat mungkin, orang
Indonesia yang dibawa Belanda
ke Afrika juga ditransitkan di
benteng itu. Bahkan, mungkin
ada orang Indonesia yang saat
itu sebagai budah, yang pernah
ditahan di benteng tersebut.
Menurut pemandu benteng,
banyak kisah kekerasan dan
penyiksaan di benteng itu bagi
kriminal atau pelanggar hukum
lain. Mereka akan dimasukkan
ke ruang interogasi dan
digantung kakinya untuk
mengaku. Jika tak mengaku,
maka tali dilepas dan kepala
akan membentur batu.
"Bagi kriminal keras berat atau
dianggap pemberontak, maka
akan digantung di sudut
Leerdam. Ini sebagai pesan
kepada masyarakat agar tak
meniru tindakannya," katanya.
Yang pasti, benteng ini tak
hanya menjadi pertahanan
Belanda di Afrika Selatan. Dia
juga sebagai penyokong
penjajahan di Indonesia,
sebagai tempat transit.
Banyak benteng yang dibuat
Belanda, termasuk Verdenburg
di Yogyakarta dan vestenburg
di Surakarta. Namun, ini benteng
terbaik Belanda. Selain
menyokong pendudukan di
Indonesia, juga pendudukan di
Afsel.

No comments:

Post a Comment